Mengarang adalah
usaha mengembangkan beberapa kalimat topik (Zaenal Arifin dan Amran Tasai,
2002: 125). Mengarang merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
secara tak langsung dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kenyataan ini
menuntut kepada pengarang agar terampil memanfaatkan tulisan, struktur kalimat,
dan kosakata.
Mengarang juga
merupakan kegiatan produktif ekspresif (Tarigan, 1982: 71). Bahkan Utami
Munandar (1988: 71), mengatakan bahwa “Mengarang merupakan kegiatan kreatif.”
Oleh karena itu, keterampilan mengarang bukan merupakan sesuatu yang secara
tiba-tiba ada dalam diri seseorang, tetapi merupakan hasil dari latihan dan
praktik yang sering, teratur dan kontinyu.
Pada awalnya
kegiatan merangkai tidak berkaitan dengan merangkai menulis. Cakupan makna
merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda
kongkret, seperti merangkai bunga atau merangkai benda lain. Sejalan dengan
kemajuan komunikasi dan bahasa, lama-kelamaan timbul istilah merangkai kata,
lalu berlanjut dengan merangkai kalimat, kemudian jadilah apa yang disebut
pekerjaan mengarang. Orang yang merangkai atau menyusun kata, kalimat dan
alinea tidak disebut perangkai tetapi penyusun atau pengarang untuk
membedakannya misalnya dengan perangkai bunga. Karena karangan tertulis juga
disebut tulisan kemudian timbul sebutan penulis untuk orang yang menulisnya.
Menurut Lamuddin
Finoza (2001: 96), “Mengarang merupakan pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan
alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh
hasil akhir berupa karangan.” Sedangkan menurut pendapat Widiyamartaya dan
Sudiati (1997), “Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami.”
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang yang merupakan hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan
teratur tentang suatu pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya
merupakan uraian yang lebih tinggi atau luas dari alinea.
Penggolongan Karangan
menurut Cara Penyajian dan Cara Penyampaiannya.
Menurut Imam Maliki
(1995: 132) bahwa berdasarkan cara penyajian dan tujuan penyampaiannya,
karangan dapat dibedakan menjadi enam (6) jenis, yaitu:
No comments:
Post a Comment