Sistem Informasi
Geografis (GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi
spasial. Menurut Asronoff (dalam Riyanto et al, 2009:35) mendefenisikan SIG
sebagai sebuah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpandan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi
merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Sedangkan
menurut Subaryono (dalam Riyanto et al, 2009:35) mendefinisikan SIG sebagai
suatu himpunan terpadu dari hardware,
software, data dan liveware (orang-orang yang bertanggung
jawab dalam mendesain, mengimplementasikan dan menggunakan SIG).
Dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus untuk mengelola
data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti
lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola, dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya
data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database (Riyanto et al, 2009:35).
Dalam pengelolaan SIG
yang perlu mendapat perhatian tidak hanya sekedar aspek peta digital, meskipun
ini hal yang utama. Hal lain yang tidak kala penting adalah aspek pengelolaan database yang dikandungnya yang
merupakan atribut peta. SIG dapat menyerap dan mengolah data dari bermacam
sumber yang memiliki skala dan struktur yang berbeda. Selain itu SIG juga dapat
melakukan operasi data-data keruangan yang bersifat kompleks (Riyanto et al,
2009:36).
Sistem Informasi Geografi
dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem
manual (analog), dan sistem
otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar
terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya
menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang
susun (overlay), foto udara, laporan
statistik dan laporan survei lapangan. Semua data tersebut dikompilasi dan
dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi
Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data
melalui proses digitasi. Sumber data
digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto
udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi. SIG juga
merupakan hasil dari perpaduan disiplin ilmu di dalam beberapa proses data
spasial.
Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas, maka Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat
berfungsi sebagai bank data terpadu, yaitu dapat memandu data spasial dan non
spasial dalam suatu basis data terpadu. Sistem modelling dan analisa, yaitu
dapat digunakan sebagai sarana evaluasi potensi wilayah dan perencanaan
spasial. Sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, yaitu untuk mengelola
operasional dan administrasi lokasi geografis. Dan sebagai sistem pemetaan
komputasi, yaitu sistem yang dapat menyajikan suatu peta yang sesuai dengan
kebutuhan.
Menurut Riyanto et al
(2009:36), “Dalam hal implementasi, Teknologi SIG dapat juga digunakan untuk
investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan,
kartografi dan perencanaan rute”. Aplikasi SIG yang baik adalah apabila
aplikasi tersebut dapat menjawab salah satu atau lebih dari lima pertanyaan
dasar seperti:
1.
Lokasi, dapat dipergunakan untuk
menjawab pertanyaan mengenai lokasi tertentu.
2.
Kondisi, dapat dipergunakan untuk
menjawab pertanyaan mengenai kondisi dari suatu lokasi.
3.
Tren, untuk melihat tren dari suatu
keadaan.
4.
Pola, dapat dipergunakan untuk membaca
gejala-gejala alam dan mempelajarinya.
5.
Pemodelan, dapat dipergunakan untuk
menyimpan kondisi-kondisi tertentu dan mempergunakanya untuk memprediksi
keadaan di masa yang akan datang maupun memperkirakan apa yang terjadi pada
masa lalu.
Aplikasi SIG terlibat
dalam berbagai bidang disiplin ilmu. Aplikasi-aplikasi yang dapat ditangani oleh
SIG sangat banyak, antara lain:
1.
Aplikasi SIG dibidang sumber daya alam
(inventarisasi, managemen dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan,
kehutananan perencanaan tataguna lahan, analisis daerah rawan bencana alam dan
sebagainya).
2.
Aplikasi SIG dibidang perencanaan
(perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan tataruang wilayah, perencanaan
kota, perencanaan lokasi dan relokasi industri dan sebagainya).
3.
Aplikasi SIG dibidang kependudukan
(penyusunan data pokok, penyediaan informasi kependudukan dan sosial ekonomi).
4.
Aplikasi SIG dibidang lingkungan berikut
pemantauannya (pencemaran sungai, pencemaran laut, pencemaran danau, evaluasi
pengendapan Lumpur baik di sungai, danau atau pantai, pemodelan pencemaran
udara, limbah berbahaya dan sebagainya).
5.
Aplikasi SIG dibidang Utility (inventarisasi dan manajemen
informasi jaringan pipa air minum, sistem informasi pelanggan air minum,
perencanaan perluasan pipa air minum, demikian juga untuk listrik, gas dan
fasilitas umum lainnya). Aplikasi SIG dibidang pertanahan (manajemen
pertanahan, sistem informasi pertanahan dan lain sebagainya).
6.
Aplikasi SIG dibidang pariwisata
(inventarisasi daerah wisata, analisis potensi untuk pariwisata).
7.
Aplikasi SIG dibidang ekonomi, bisnis
dan marketing (penentuan
lokasi-lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, supermarket, mesin ATM, kantor
cabang, outlet, gudang dan sebagainya).
8.
Aplikasi SIG dibidang telekomunikasi
(inventarisasi jaringan telekomunikasi, sistem informasi pelanggan, perencanaan
pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan komunikasi, inventarisasi jaringan
pelanggan TV kabel dan sebagainya).
Aplikasi SIG dibidang
transportasi dan perhubungan (inventarisasi jaringan transportasi, analisis
kesesuaian dan penentuan rute-rute alternatif
transportasi, analisis rawan kemacetan dan bahaya kecelakaan, alternatif
rute jalan tersingkat untuk berbagai kebutuhan dan sebagainya).
No comments:
Post a Comment